Jumat, 29 Oktober 2021

3.3.a.10 Aksi Nyata-Pengelolaan Program Yang berdampak pada Murid

 
PGP-2-Kabupaten Gowa-Abdul Naim, S.Pd- Aksi Nyata paket Modul 3

Program " SIPAKALABI" (Siswa Penggiat Literasi Kelas Literasi Baca Tulis)

(Artikel Refleksi)

A.  A. Peristiwa (Fact)
        1. Latar Belakang

            Literasi adalah kunci untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi agar kita mampu menjalani hidup sekarang dan nanti di masa depan dengan lebih baik utamanya untuk menghadapi dunia kerja di abad 21. dan untuk mempersiapkan hal tersebut CGP merasa perlu untuk mengajak murid untuk tergerak meningkatkan kemampuan dan kompetensi utamanya kompetensi literasi baca tulis siswa.
      Program ini terinspirasi dari bentuk keprihatinan terhadap keadaan sekarang dimana minat dan antusias siswa untuk membaca maupun menulis masih sangat minim, siswa lebih cenderung memilih bermain game di waktu luangnya, ditambah lagi dengan keadaan sekarang yang semakin membuat proses pembelajaran di sekolah yang nyaris terhenti dan fakum akibat dari kebijakan pembatasan kegiatan PBM di sekolah dan dialihkan ke pembelajaran secara daring/Belajar di Rumah (BDR). Hal ini pun, berbanding terbalik dengan keadaan perpustakaan sekolah yang sudah dilengkapi dengan berbagai jenis bacaan dan sarana pendukung yang memadai namun kebiasaan siswa untuk sekadar mengunjungi perpustakaanpun masih sangat sedikit. Meskipun di sadari bahwa kecendrungan generasi sekarang lebih senang mengakses bahan bacaan di internet yang sifatnya bacaannyapun tidak jauh sebatas berita-berita terkini yang sedang trending atau berita-berita yang kurang mendidik dengan berbagai konten-konten yang jauh dari kesan mendidik. Kecendrungan siswa untuk mengakses link-link berkaitan dunia pendidikan pun sangat sedikit ditambah motivasi dan semangat mencari dan mengakses informasi yang juga masih sangat minim sehingga kami merancang suatu program berdampak pada murid. CGP merancang program yang berdampak pada murid dengan nama "SIPAKALABI" akronim dari " Siswa Penggiat Kelas Literasi Baca Tulis.

     2. Aksi Nyata

        Program ini rencananya dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 namun karena satu hal yang menjadi kendala yaitu kebijakan dari pemerintah yang melarang segala aktifitas pembelajaran secara tatap muka di sekolah dengan batas waktu yang tidak ditentukan kapan kebijakan tersebut ditarik sehingga proses PBM dapat segera dilaksanakan, maka program ini dianggap kurang maksimal dan bahkan tidak dapat dilaksanakan karena alasan tersebut. Akan tetapi, melihat respon dan antusias beberapa siswa terkait program ini dan suatu aksi nyata yang dilakukan guru untuk memberi sesuatu di masa pandemi dan memberi pengalaman kepada siswa sehingga program ini dapat tetap berjalan namun masih dalam tahap sosialisasi dan pembentukan tim penggiat literasi yang dibentuk dari siswa yang nantinya tim ini yang akan menjalankan program dengan jalan melakukan kegiatan-kegiatan dan kampanye untuk meningkatkan motivasi dan semangat siswa di sekolah untuk menjadikan sekolah tersebut sebagai sekolah yang menjadikan membaca dan menulis menjadi suatu kebiasan/ budaya yang baik di sekolah. Program ini masih dalam tahap sosialisasi dan pembentuan tim penggiat literasi yang di ambil dari beberpa anggota ekskul sekolah yang dapat diarahkan  untuk datang langsung ke sekolah dan memberi kegiatan kepada pengurus ekskul yang hampir selama tidak adanya tatap muka di sekolah menjadi fakum dalam berkegiatan.




Sosialisasi Program "SIPAKALABI" 

      3. Hasil dari Aksi Nyata
       Berhubung program ini masih dalam tahap pelaksannaan untuk hasil akhir belum dapat di ukur secara keseluruhan namun beberpa rencana program telah berjalan misalnya tahap berkoordinasi dengan kepala sekolah dan beberapa rekan sejawat tentang adanya program “SIPAKALABI” dalam hal sosialisasi program juga utamanya kepada siswa karena keterbatasan siswa yang dapat dimobilisasi jadi hanya sebatas beberapa pengurus eskul yang ada disekolah yang di bentuk sebagai tim yang tahap awal adalah mensosialisasikan dan mengkampanyekan program tersebut melalui internet atau sosial media dan jejaring sosial diantara siswa atau dalam lingkup kelas mereka masing-masing. 

B. Perasaan (Feeling)
        Diawal perencanaan program ini muncul berbagai perasaan dan kehawatiran apakah program ini dapat dilaksanakan sebagai akibat dari pandemic. Kegiatan tatap muka/PBM disekolah tidak bisa dilaksanakan karena terbentur dengan kebijakan pemerintah. Dan kehatiran ini pun sangat beralasan karena samapi sekarang tanda-tanda akan dilaksanakan kegiatan tatap muka di sekolah pun masih belum ada kepastian. Namun kami tetap optimis bahwa program ini akan tetap berjalan namun kami sadari bahwa tidak akan maksimal namun dengan hanya tinggal menunggu dan tidak melakukan apapun juga sia-sia, dan salah satu ungkapan di modul membahas materi manajemen risiko tidak melakukan apa-apa pun termasuk kedalam sebuah risiko.
 
C. Pembelajaran (Finding)
            Dalam menjalankan suatu program tidak akan terlepas dari banyaknya kekurangan dan program yang berjalan tidak maksimal dengan beberapa yang perlu di perbaiki dan menjadi pembelajaran. Dan dalam pelaksanaannya hambatan terbesar adalah terbenturnya dengan kebijakan pemerintah dan sekolah yang tidak adanya kegiatan aktivitas di sekolah sehingga program terkendala dalam hal pelaksanaanya yang kurang maksimal bahkan program ini nyaris untuk tidak terlaksana, dan keterlaksanananya secara menyeluruh masih menunggu hingga adanya kebijakan dari pemerintah untuk di laksanakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah.
 
D. Penerapan ke Depan (Future)
      Untuk mengukur keterlaksanaan dari program tersebut masih belum bisa terealisasi secara maksimal karena program ini aktifitas dan pelaksanaan program adalah dari siswa, disebabkan karena sekolah masih belum melaksanakan tatap muka diseklah sebagai kebijakan pemerintah karena pandemi sehingga program ini berjalan masih dari sosialisasi tahap pembentukan tim pelaksana dari siswa yang masih sebatas diambil dari beberapa pengurus ekskul sekolah seperti osis dan ekskul lainnya. Dan pelaksanaanya secara langsung menunggu kebijakan sampai dilaksanakannya pembelajaran tatap muka secara langsung di sekolah, program ini tetap berjalan namun masih dalam tahan sosialisasi dan kampanye dari beberapa siswa yang terlibat sebagai tim dengan mengkampanyekan melalui sosial media atau secara personal di ruang lingkup kelasnya masing-masing, salah satunya melalui beberapa jejaring sosial siswa.

0 komentar:

Posting Komentar