Pengambilan Keputusan Pelaksanaan Simulasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas SMAN 14 GOWA
A. Peristiwa (facts)
1. Latar Belakang
Sejak pandemi melanda sekitar awal tahun 2020 memberi dampak disemua bidang dan sendi kehidupan manusia, termasuk berdampak di dunia pendidikan.melalui kementrian pendidikan, Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yaitu pembelajaran melalui daring (online) sehingga mau tidak mau aktifitas belajar mengajar secara tatap muka di ruang kelas harus beralih ke pembelajaran dilakukan di rumah, pemerintah mengistilahkan dengan istilah Belajar di rumah (BDR). Kebijakan ini diambil sebagai upaya pemerintah untuk menyiasati pembelajaran akibat dari pandemi covid 19 yang telah memengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat di Indonesia bahkan di seluruh dunia.
Kebijakan dilaksanakannya BDR juga salah satu tujuan pemerintah untuk tetap memberikan hak kepada peserta didik untuk tetap mendapatkan layanan pendidikan, namun dalam pelaksanaannya muncul berbagai persoalan yang hampir di alami semua instansi pendidikan baik di sekolah-sekolah besar yang berada di kota-kota lebih lagi di sekolah yang berada jauh di pelosok negeri, mulai dari persoalan umum seperti permasalah jaringan internet, kouta dan kesenjangan dalam mengakses informasi dan berbagai persoalan lain terkait diberlakukannya pembelajaran secara daring (online). Bahkan diberlakukannya pembelajaran BDR rasanya sah-sah saja ketika guru, murid dan orang tua siswa merasa lelah, jenuh bahkan mulai bertanya kapan pembejaran BDR ini berakhir, dan pandemi segera menghilang dan kembali ke masa normal dimana pembelajaran kembali dilakukan seperti sebelum pandemi. Semua rindu pembelajaran secara langsung bertatap muka di ruang-ruang kelas dan suasana sekolah yang dirindukan.2. Alasan melakukan Aksi
Menyikapi berbagai keluhan dan desakan baik dari orang tua
siswa, siswa bahkan guru sendiri untuk menyegerakan pembelajaran tatap muka,
bukan tanpa alasan kondisi belajar yang tidak kondusif, siswa mengalami depresi
karena tidak bertemu dengan teman-teman dan gurunya. Bahkan, permasalahan
domestik mulai dari stres yang disebabkan terlalu banyak berinteraksi di rumah
dan kurang keluar rumah. Menyebabkab keinginan untuk diadakannya pemeblajaran
tatap muka namun situasi dan kondisi yang masih di masa pandemi covid 19
memaksa keinginan tersebut selalu urung untuk di lakukan, dan akhirnya angin
segar berhembus berdasarkan intruksi Mendagri Pemprov Provinsi Sulawesi Selatan
berdasarkan surat edaran Plt. Gubernur Sudirman Sulaeman untuk menyegerakan PTM
terbatas, dengan syarat bahwa daerah yang diperbolehkan tatap muka secara terbatas
untuk daerah PPKM level 1 sampai dengan level 3 dan memenuhi syarat untuk
dilaksanakan tatap muka terbatas. Dalam pelaksanaan PTM protokol kesehatan
harus dilaksanakan secara tagas dan protokol ketat Serta jumlah siswa hanya 50%
dari total siswa dalam satu rombel. Atas dasar inilah berdasarkan berbagai
pertimbangan dan berdasarkan hasil rapat dan kesiapan semua elemen sekolah
bahkan dari tim satgas akhirnya Sekolah berdasar instruksi tersebut
berinisiatif untuk melaksanakan simulasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
(PTMT) selama tiga hari diharapkan dari kegiatan Simulasi PTM terbatas ditekankan
kepada anak peserta didik kesiapan fisik dan mental untuk menghadapi PTMT dan
kesiapan tenaga pendidik untuk menjalankan tugas pembelajaran dan menjawab
kerinduan semua pihak akan sekolah dan suasana pembelajaran langsung.
Bukti Kartu Vaksin Siswa sebagai syarat mengikuti PTMT
Siswa membersihkan ruang kelasnya Persiapan PTMT3. Hasil Aksi Nyata
Berdasarkan hasil keputusan rapat SMAN 14 GOWA akan melaksanakan PTMT pertanggal 20-22 September 2021 selama tiga hari, namun ini masih sifatnya simulasi. Dalam pelaksanaan PTMT ini pihak sekolah telah mempertimbangkan dengan matang segala hal mulai dari kesiapan dan ketersediaan sarana dan prasarana dalam menunjang simulasi tersebut dan berbagai pertimbangan salah satunya siswa yang boleh mengikuti simulasi adalah siswa yang telah mengikuti vaksinasi dan dapat dibuktikan dengan siswa menyetor bukti sertifikat vaksinasinya. Pelaksanaannnya simulasi PTMT juga memperhatikan dan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat, dan tindakan-tindakan yang di anggap sebagai bentuk menjalankan protokol kesehatan. Seperti memakakai masker,menjaga jarak, menghindari berkerumun, serta protokol kesehatan lainya seperti mencuci tangan / menggunakan hands sanitaser sebelum masuk keruangan serta pemgecrkan suhu tubuh diawal sebelum siswa masuk ke lingkungan sekolah. Sekolah pun membentuk tim satgas dari rekan-rekan guru yang telah ditunjuk untuk memastikan bahwa semua telah mengikuti dan menjalankan protokol kesehatan untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.
Video: hari pertama Simulasi PTMT SMAN 14 Gowa
B. Perasaan (Feeling)
Perasaan ketika sebelum aksi tentu hal yabg pertama
dirasakan timbul rasa takut, cemas dan perasaaan lain yang bercampur adduk
demgan berbagai pertanyaan apakah kehiatan ini akan berjalan baik atau hal yang
palijg ditakutkan adalah dengan kegiatan tersebut justru akan menimbulkan
klaster baru penyebaran covid dan berbagai pertsnyaan-pertanyaan lain yang
kadang berat untuk memilih namun nerdasarkan komitmen dari seluruh warga
sekolah dan semua pemamngku kebijakan simulasi PTMT dilaksanakan namaun tetsp
demgan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat demgan harapan hal-hal yaang
tidak diinginkan tidak terjadi dan bisa berjalan lancar untuk bekal ketika PTM
terbatas mulai di berlakukan. Perasaan setelah aksi nyata dilakukan di hari
pertama berjalan lancar sehingga rasa khawatir sedikit demi sedikit mulai
berkurang meskipun rasa was-was tetap meyelimuti namun berkat kolaborasi uang
baik dan koordinasi dari semua pihak guru, siswa, kepala sekolah, tim satgas
sekolah kegiatan hari pertama terlaksana demgam baik walau ada hal-hal non
teknis lainya yang dapat pula di atasi.
C. Pembelajaran (Findings)
Dari aksi nyata yang telah dilaksanakan banyak pembelajaran
yang bisa menjadi bahan refleksi dan untuk perbaikan kedepan bahwa dari hasil
simulasi ini diharapkan bahwa demgan pelaksanaan simulasi yang rencanakan
sekolah dan sesuai jadwal yang disepakati dilaksanakan selama 3 hari diharapkan
bahwa simulasi ini melatih kesiapan fisik dan mental siswa dan guru untuk
menghadapai PTM Terbatas dimasa pandemi sesuai instruksi pemerintah.
D. Penerapan Kedepan (Future)
Setelah melaksanakan aksi nyata banyak hal yang saya
dapatkan sesuai dengan materi yang saya dapatkan di modul 3.1 pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran saya akan mempraktikkan prinsip
berfikir dalam pengambilan keputusan serta 9 langkah pengujian pengambilan
keputusan dimana dalam pengambialan keputusan perlu memperhatikan berbagai
aspek sebelum memutuskan suatu keputusan. Keputusan yang diambil adalah
keputusan yang bertujuan untuk kepentingan murid serta dapat
dipertanggungjawabkan dan berpegang pada nilai-nilai kebajikan universal.
Keputusan yanh kita ambil dapat menjadi tuntunan bagi murid untuk menjadi
pelajar yang berintegritas dan berkarakter yang muaramya adalah bagaimana
menciptakan profil pelajar pancasila.
0 komentar:
Posting Komentar